Monti Ganti Berlusconi

Monti Ganti Berlusconi

\"\"ROMA - Mario Monti resmi menggantikan Silvio Berlusconi sebagai perdana menteri (PM) Italia. Minggu waktu setempat (13/11) atau kemarin WIB (14/11). Setelah melewati perdebatan panjang, parlemen Italia akhirnya sepakat memberikan dukungan penuh kepada mantan komisioner Uni Eropa (UE) tersebut. Setelah terpilih sebagai kepala pemerintahan yang baru, teknokrat 68 tahun itu langsung menjalankan tugas pertamanya. Yakni, menyusun kabinet baru. Sebagai tokoh independen, Monti pun diprediksi tak akan terlalu banyak memasukkan politisi dalam kabinetnya. Jika prosesnya lancar, parlemen Italia akan menggelar pemungutan suara untuk menerima atau menolak kabinet Monti pada akhirnya pekan ini. “Italia harus bisa kembali menjadi elemen kuat dan bahkan harus menjadi lebih kuat dalam forum Uni Eropa (UE). Apalagi, kita pula yang dulu menggagas komunitas ini. Kita harus menjadi protagonis,” papar mantan rektor Bocconi University di Kota Milan tersebut. Monti menegaskan bahwa pemerintahannya akan fokus pada skenario penghematan yang pekan lalu resmi disahkan parlemen. Skenario penghematan itu menjadi satu-satunya jalan bagi pemerintahan baru Italia untuk lepas dari krisis. Kendati tak mudah diterapkan, Monti yakin, penyesuaian kebijakan ekonomi di berbagai bidang akan membuat Italia bertahan. Dengan demikian, negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-8 di dunia itu tak perlu repot mengajukan permohonan dana talangan terhadap UE atau IMF. Karena itu, setelah kandidat pilihannya mendapatkan dukungan penuh parlemen, Presiden Giorgio Napolitano mengimbau kepada majelis rendah dan majelis tinggi untuk membantu pembentukan kabinet baru. Salah satunya adalah dengan memberikan dukungan penuh saat pemungutan suara nanti. “Semakin cepat disepakati parlemen, kabinet baru akan bisa bekerja dengan lebih baik,” pesan pemimpin 86 tahun itu. Terpilihnya Monti memberikan sentimen positif pada pasar. Kemarin, bursa saham Italia dibuka dengan poin lebih tinggi dari hari sebelumnya. Dalam waktu singkat, poin tersebut meningkat sampai ke titik di atas 2,0 persen. Bersamaan dengan itu, nilai mata uang euro juga menguat terhadap USD. “Italia bukan Yunani. Dalam banyak hal, Italia lebih baik,” kata Direktur Bundesbank Jens Weidmann. Weidman dan para petinggi UE memang berharap banyak pada Monti. Apalagi, senator seumur hidup Italia itu cukup mumpuni di bidang ekonomi. Jika Negeri Menara Pisa itu berhasil lepas dari jerat krisis keuangan, maka keresahan UE pun akan sirna. Pasalnya, organisasi terbesar Eropa itu pun tak punya cukup dana untuk menalangi keuangan Italia. “Saya akan bekerja sama dengan parlemen untuk sesegera mungkin mengentaskan Italia dari situasi yang tidak menyenangkan ini. Tapi, saya membutuhkan dukungan dari semua pihak,” papar Monti. Dia berharap, pemerintah dan rakyar Italia bisa tetap bersatu meski baru saja mengalami badai politik dalam negeri. Dia juga berusaha merangkul oposisi dan kubu Berlusconi dalam pemerintahan barunya. Mantan PM sekaligus mantan direktur Bank Italia, Carlo Azeglio Ciampi, sepakat dengan Monti. Menurut dia, Italia tak punya banyak waktu lagi untuk menerapkan skenario penghematan di segala sektor perekonomian. “Hanya ada sedikit waktu. Sebaiknya, (pemerintah) tak menyia-nyiakan peluang baik yang tercipta lewat terpilihnya Monti,” imbaunya Pendapat yang sama dipaparkan Ketua Komisi Eropa Jose Manuel Barroso dan Presiden EU Herman Van Rompuy. “Ini sinyal baik bagi pemerintah Italia agar bisa menyelesaikan krisis yang sedang dihadapi secara internal,” papar Barroso. Karena itu, dia pun berharap Monti bisa menyusun pemerintahan baru dengan lancar dan parlemen memberikan restu. Jika Monti gagal membentuk pemerintahan baru, entah karena tak mampu menyusun kabinet atau tak mendapatkan restu majelis rendah atau majelis tinggi, maka Napolitano terpaksa membubarkan parlemen. Langkah selanjutnya, presiden harus menyelenggarakan pemilu. Tapi, sejauh ini, opsi kedua yang jelas akan membutuhkan proses lebih panjang itu tak populer. (AP/AFP/RTR/hep/ami)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: